Di gelapnya
malam dalam kesendirian, semoga Allah kabulkan setiap keinginan.
Di antara faidah hadits ini :
(1). Ini
sebagai dalil bahwa di malam hari ada satu waktu, yang seandainya seorang
muslim berdoa di waktu tersebut meminta kebaikan dunia dan akhirat Allah pasti
akan kabulkan. Hendaknya ini menjadi motivasi untuk banyak berdoa di malam
hari.
(2). Doa
yang dilakukan tidak harus ketika shalat, karena dalam hadits ini tidak
membatasinya dengan doa ketika shalat atau sesudah shalat.
(3). Dalam
hadits ini ada pelajaran, bahwa doa itu harus mengandung kebaikan. Jangan
berdoa dengan doa yang jelek. Allah tidak akan kabulkan karena Allah tidak
memerintahkan perbuatan yang mengandung kejelekan dan dosa. Di antara
kebaikan adalah meminta ilmu yang bermanfaat, amal yang shalih, rizki yang
thayyib, istri-istri yang shalihah, anak-anak yang shalih, akhlak yang baik,
dll.
(4). Di
antara hikmah Allah tidak menyebutkan waktu tertentu secara pasti di malam hari
pada hadits ini, agar hamba memperbanyak berdoa. Kalau seandainya disebutkan
waktu yang pasti, niscaya hamba akan berdoa terbatas pada waktu-waktu itu saja.
Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya apabila memperbanyak amal termasuk
berdoa kepada-Nya.
(5). Ini
adalah bentuk ujian bagi hamba, untuk mengetahui siapa yang rajin berdoa dan
malas berdoa. Seseorang yang semangat untuk mencari waktu terkabulkannya doa
di malam hari, niscaya dia akan banyak berdoa setiap malam. Adapun orang yang
malas semangatnya, dia akan santai-santai saja.
(6). Waktu
pada malam hari yang disebutkan di dalam hadits ini sifatnya umum. Yang
jelas waktunya adalah malam hari. Bisa jadi setelah maghrib, setelah isya,
pertengahan malam, ataupun di akhir malam.
Allahu
a'lam.
Dibagikan melalui:
Ustadz dr. Adika Mianoki, Sp.S.
( Faidah
dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah dalam At
Ta'liiq 'alaa Shahih Muslim IV/175-178 )